Rabu, 25 November 2009

Sang Ratu

Kerjanya hanya bertelur dan makan. Ia tidak perlu capek mencari makanan seperti semut-semut pekerja. Tapi bukankah aku tidak boleh menyesali takdir. Pasti Allah mempunyai tujuan tertentu menjadikan aku sebagai semut biasa.

Langkah Sang Ratu berhenti pada sebutir telur yang tampak bersih dan besar. “Sepertinya telur ini yang akan menggantikanku kelak.” Ruangan yang semula sunyi kini menggema karena suara Sang Ratu. Dinding-dinding tanah memantulkan suara Sang Ratu dengan nanar. “Kerajaan semut kita tidak akan musnah. Prajurit kita cukup banyak. Meskipun ratusan semut akan mati karena kekejian manusia, itu tidak akan memberi dampak yang berarti. Telur-telur ini akan segera menggantikan mereka dengan semangat dan kekuatan baru.” Senyap. Tak ada sahutan untuk kalimat Sang Ratu. Dan memang itu tidak perlu. Sang Ratu tidak pernah membutuhkan komentar dari semut pekerja sepertiku.

Hanya udara yang menggema. Puas melihat keadaan telur-telurnya, Sang Ratu melangkahkan kakinya menuju ruang yang ada di seberang lorong. Dan aku, masih setia mengikuti langkah kaki tegapnya. Setia. Satu kata itu yang selama ini tertanam kuat dalam jiwaku. Bahwa aku ditakdirkan untuk menjadi pengawalnya.

Hanya Kamu Yang Tau

kamu pastinya taumalam itu gelapsehingga kamu takut untuk keluarkamu juga pastinya taujatuh itu sakitsehingga kamu selalu berhat-hati

tapi...
kamu harus sadarsiang yang terang
mengintip menantimu dalam kebahagiaankamu
juga harus mengertisakit itu mengajarkanmu
mengantarkan pada lembahkesuksesan
yang kau nantikankata-katamu sungguh sangatlah bijak...

hingga mampu membuatku masuk pada bait-bait syair cinta yang kau tuliskan dengan penuh penghayatan...makasih ya...???
ku yakin,diluar sana banyak sekali yang lebih baik yang bisa ngebahagiain kamu sambih mengemis-ngemis memohon cintamu...salam kwnal aza dari aku..

Senin, 23 November 2009

aku adalah seorang yang cakep..